סעודת משיח (Seudah Moshiach)
סעודת משיח (Seudah Moshiach)
Jamuan Mesias
"Malam berjaga-jaga bagi TUHAN untuk membawa mereka keluar dari tanah Mesir; itulah malam ini bagi TUHAN, suatu berjaga-jaga bagi semua orang Israel turun-temurun"(Keluaran 12:42).
🔹 Relevansi: Menunjukkan bahwa malam Pesach adalah malam penebusan. Seudah Moshiach memperluas konsep ini dari penebusan masa lalu (Exodus) ke penebusan masa depan (Mesianis).
"TUHAN semesta alam akan menyediakan bagi segala bangsa di gunung ini suatu perjamuan dengan makanan berlemak..." (Yesaya 25:6)
🔹 Relevansi: Langsung menyebutkan perjamuan ilahi, yang oleh banyak komentator dilihat sebagai simbol Seudah Mesianik — suatu jamuan surgawi di zaman akhir.
15 Kata-Nya kepada mereka: "Aku sangat rindu makan Paskah ini bersama-sama dengan kamu sebelum Aku menderita.
16 Sebab Aku berkata kepada kamu: Aku tidak akan memakannya lagi sampai ia beroleh genapnya dalam Kerajaan Elohim." (Lukas 22:15–16)
✡ Relevansi dengan Seudah Moshiach:
Walaupun ayat ini berasal dari Perjanjian Baru dan digunakan dalam konteks Perjamuan Terakhir Yesus bersama para murid tentang "jamuan Mesias":
-
Yesus berbicara tentang Paskah sebagai momen profetik, yang akan mendapat kepenuhannya (penggenapan) dalam Kerajaan Allah.
-
Dalam pemahaman Yudaisme Hasidik, Seudah Moshiach adalah jamuan simbolik tentang kepenuhan penebusan, yaitu saat Mashiach datang dan memerintah dalam damai dan keadilan.
Penggenapannya nanti di perjamuan kawin Anak Domba (dalam Wahyu 19:7–9).
"Hal Kerajaan Sorga itu seumpama seorang raja, yang mengadakan perjamuan kawin untuk anaknya" (Matius 22:2)
Seudah Moshiach dan Tradisi Yahudi:
Ayat ini membuka perumpamaan tentang perjamuan kawin, yang sering ditafsirkan sebagai:
-
Simbol Kerajaan Allah dalam kepenuhannya — masa mesianik atau dunia yang akan datang (olam haba).
-
Raja = Tuhan; anak = bisa dipahami sebagai Mashiach atau umat-Nya.
-
Perjamuan kawin = gambaran jamuan penebusan akhir, sangat mirip dengan konsep Seudah Moshiach dalam Yudaisme Hasidik: sebuah jamuan suci di akhir zaman.
Perumpamaan Sepuluh Gadis
Matius 25:1–13 (Terjemahan Baru)
1 "Pada waktu itu hal Kerajaan Sorga seumpama sepuluh gadis yang mengambil pelitanya dan pergi menyongsong mempelai laki-laki.
2 Lima di antaranya bodoh dan lima bijaksana.
3 Gadis-gadis yang bodoh itu membawa pelitanya, tetapi tidak membawa minyak.
4 Sedangkan yang bijaksana itu membawa pelitanya dan juga minyak dalam buli-buli mereka.
5 Karena mempelai itu lama tidak datang-datang juga, mengantuklah mereka semua lalu tertidur.
6 Waktu tengah malam terdengarlah suara orang berseru: Mempelai datang! Songsonglah dia!
7 Gadis-gadis itu pun semuanya bangun lalu membereskan pelita mereka.
8 Gadis-gadis yang bodoh berkata kepada yang bijaksana: Berikan kami sedikit dari minyakmu itu, sebab pelita kami hampir padam.
9 Tetapi yang bijaksana menjawab, katanya: Tidak, nanti tidak cukup untuk kami dan untuk kamu. Lebih baik kamu pergi kepada penjual minyak dan beli di situ.
10 Akan tetapi, waktu mereka sedang pergi untuk membelinya, datanglah mempelai itu, dan mereka yang telah siap menyongsong dia dan masuk ke ruang perjamuan kawin, lalu pintu ditutup.
11 Kemudian datang juga gadis-gadis yang lain itu dan berkata: Tuan, tuan, bukakanlah kami pintu!
12 Tetapi ia menjawab: Aku berkata kepadamu, sesungguhnya aku tidak mengenal kamu.
13 Karena itu, berjaga-jagalah, sebab kamu tidak tahu akan hari maupun akan saatnya."✡ Relevansi dengan Seudat Moshiach
Perjamuan kawin = lambang jamuan Mesias, baik dalam Injil maupun Hasidisme.
Minyak = TORAH ===> kesiapan rohani, bisa disimbolkan dengan amal, iman, dan tindakan batin (dalam tradisi Yahudi: teshuvah, tzedakah, dan emunah).
Pintu yang tertutup = batas waktu penebusan. Dalam teks rabinik pun, Mashiach datang dalam saat yang tidak terduga, dan mereka yang tidak siap bisa ketinggalan.
Mazmur 23
1 ADONAI adalah gembalaku,
takkan kekurangan aku.2 Ia membaringkan aku di padang yang berumput hijau,
Ia membimbing aku ke air yang tenang;3 Ia menyegarkan jiwaku.
Ia menuntun aku di jalan yang benar oleh karena nama-Nya.4 Sekalipun aku berjalan dalam lembah kekelaman,
aku tidak takut bahaya,
sebab Engkau besertaku;
gada-Mu dan tongkat-Mu, itulah yang menghibur aku.5 Engkau menyediakan hidangan bagiku,
di hadapan lawanku;
Engkau mengurapi kepalaku dengan minyak;
pialaku penuh melimpah.6 Kebajikan dan kemurahan belaka akan mengikuti aku,
seumur hidupku;
dan aku akan diam dalam rumah ADONAI sepanjang masa.
✡ Hubungan dengan Seudah Moshiach
Ayat 5 sangat kuat secara simbolik:
"Engkau menyediakan hidangan bagiku..."
🔹 Dalam tradisi Hasidik, ini dilihat sebagai jamuan ilahi, baik di dunia ini maupun nanti di zaman Mashiach.
🔹 Pengurapan dan piala yang penuh → lambang sukacita dan kelimpahan rohani.
🔹 Gembala → figur Mesianik (bandingkan dengan Yohanes 10:11: “Akulah gembala yang baik”).
Jika Dilihat dari Tafsir Midrashik:
-
Padang rumput hijau & air tenang → kedamaian zaman Mesias.
-
Lembah kekelaman → masa pengasingan (galut) yang akan dilalui sebelum Mashiach datang.
-
Hidangan di hadapan musuh → pemulihan Israel di depan bangsa-bangsa.
Kisah Perjalanan ke Emaus adalah salah satu cerita paling mendalam dan simbolik dalam Perjanjian Baru, khususnya dalam Lukas 24:13–35. Cerita ini menggambarkan dua murid Yeshua yang berjalan dengan sedih menuju desa Emaus, dan mereka tidak menyadari bahwa Yesus yang bangkit sedang berjalan bersama mereka.
Kisah ini penuh makna mesianik dan liturgis, dan sangat kaya bila dikaitkan dengan tema penebusan, pengenalan Mesias, dan perjamuan suci — tema yang juga sejajar dengan Seudah Moshiach dalam Yudaisme Hasidik.
Lukas 24:13–35 – Ringkasan Inti
Dua murid Yeshua berjalan ke Emaus, sekitar tujuh mil dari Yerusalem. Mereka sedang berdiskusi tentang peristiwa penyaliban. Yeshua mendekati mereka, tapi mereka tidak mengenali-Nya.
Ia menegur mereka karena lamban percaya pada apa yang telah dinubuatkan para nabi, lalu menjelaskan Kitab Suci dari Musa sampai para nabi tentang Mesias yang harus menderita lalu masuk ke dalam kemuliaan-Nya.
Saat mereka sampai di Emaus, mereka mendesak Yesus untuk tinggal bersama mereka. Saat makan malam, Yeshua mengambil roti, mengucap berkat, memecah-mecahkan roti, dan memberikannya kepada mereka — dan saat itulah mata mereka terbuka, dan mereka mengenali-Nya.
Tapi YEshua lenyap dari pandangan mereka. Mereka langsung kembali ke Yerusalem untuk menceritakan hal itu kepada para murid lain.
✨ Makna dan Relevansi Mesianik
1. Yeshua Menjelaskan Kitab Suci (Luk 24:27)
"Lalu Ia menjelaskan kepada mereka apa yang tertulis tentang Dia dalam seluruh Kitab Suci, mulai dari Kitab Musa dan segala kitab nabi-nabi."
🔹 Ini seperti tafsir rabinik: midrash yang membawa penyingkapan makna sejati.
🔹 Dalam Hasidisme, Mashiach dikenal sebagai dia yang akan mengungkap kedalaman Taurat — Torah HaPenimiut.
2. Pengenalan Melalui Roti (Luk 24:30–31)
"Waktu Ia duduk makan dengan mereka, Ia mengambil roti, mengucap berkat, memecah-mecahkan dan memberikannya kepada mereka. Maka terbukalah mata mereka dan mereka pun mengenal Dia..."
🔹 Tindakan ini paralel dengan Seudah Moshiach, di mana:
-
Roti dan anggur menjadi sarana pengenalan Mesias.
-
Mata rohani terbuka di dalam kebersamaan, liturgi, dan keheningan malam.
3. Transformasi dari Kesedihan ke Kesaksian
Dari sedih → tercerahkan → bersukacita → kembali ke Yerusalem dengan api Roh.
🔹 Ini mencerminkan geulah — penebusan yang mengubah keterasingan menjadi kehadiran ilahi.
🔗 Kaitan Dengan Seudah Moshiach:
Elemen | Perjalanan ke Emaus | Seudah Moshiach |
---|---|---|
Waktu | Setelah kebangkitan (hari ke-3) | Hari terakhir Pesach |
Tindakan utama | Penjelasan Kitab & pemecahan roti | Membaca Kitab & minum anggur |
Tema | Pengenalan Mesias melalui Kitab & Perjamuan | Penantian dan kesadaran akan kedatangan Mashiach |
Respons murid | Hati berkobar, kembali memberitakan | Kesadaran & harapan aktif akan penebusan |
📌 Seudah Moshiach = Rehearsal (Latihan Kudus) untuk Perjamuan Kawin Anak Domba.
📌 Seudah Moshiach = Rehearsal (Latihan Kudus) untuk Perjamuan Kawin Anak Domba.
Kita bisa menguraikannya secara teologis dan simbolik, dengan jembatan dari Pesach – Seudah Moshiach – Perjamuan Kawin Anak Domba (Wahyu 19).
"Serigala akan tinggal bersama domba, dan macan tutul akan berbaring di samping kambing; anak lembu dan anak singa akan makan rumput bersama-sama, dan seorang anak kecil akan menggiring mereka."
"Lembu dan beruang akan makan rumput, anak-anaknya akan berbaring bersama-sama; dan singa akan makan jerami seperti lembu."
"Anak yang menyusu akan bermain-main dekat liang ular tedung, dan anak yang cerai susu akan mengulurkan tangannya ke sarang ular berbisa."
"Tidak ada yang akan berbuat jahat atau yang berlaku busuk di seluruh gunung-Ku yang kudus, sebab seluruh bumi penuh dengan pengenalan akan ADONAI, seperti air menutupi laut" (Yesaya 11:6–9).
Komentar
Posting Komentar